Setelah vakum selama
setahun karena sesuatu hal, pihak SMA Rembang Purbalingga kembali mempercayai Cinema
Lovers Community (CLC) Purbalingga untuk melakukan fasilitasi Pak Dirman Film
ekstrakulikuler sinematografi.
Diawali program Workshop
Produksi Film, bagi siswa baru kelas X dan siswa kelas XI selama dua hari,
Jumat-Sabtu, 11-12 September 2014 di lingkungan sekolah. Workshop ini merupakan
bagian dari pengenalan produksi film pendek sekaligus penjajagan awal minat dan
kemampuan masing-masing anggota baru.
Kepala SMA Rembang
Purwito, S.Pd., mengungkapkan sempat mendengar kevakuman CLC memfasilitasi
ekstra sinematografi di SMA Rembang saat pindah tugas ke sekolah lain. "Sekarang
saya kembali, karena itu CLC juga harus kembali membimbing anak-anak meraih
prestasi," jelasnya saat membuka workshop.
Dalam workshop tersebut,
dipelajari empat materi produksi film yaitu, teori dan praktek penulisan
skenario, manajemen produksi, tata kamera, dan tata gambar atau editing. Usai
workshop, sedikitnya menghasilkan tiga film pendek sederhana yang diproduksi di
lingkungan sekolah.
Pengurus Ekskul Baru
Sebagaimana sudah menjadi
program tahunan, saat workshop itulah diadakan pergantian pengurus. Meski
sempat vakum setahun, setidaknya masih ada beberapa pengurus ekskul
sinematografi SMA Rembang yang saat ini duduk di bangku kelas XII untuk memberi
pertanggungjawaban kepengurusan.
"Sempat terjadi
kekosongan kepengurusan, sehingga sebenarnya generasi kami tidak diwariskan
bagaimana mengelola ekskul sinematografi. Namun kami menganggap bahwa ekskul
ini penting untuk diteruskan," jelas ketua ekskul terpilih Reza Raenaldy
Sutrimo yang duduk di bangku kelas XI.
Selain kelas XI, beberapa
anggota yang sekarang kebanyakan dari kelas X juga menjadi pengurus ekskul. Belajar
membuat film tidak melulu persoalan teknis, namun yang tidak kalah penting
adalah belajar berorganisasi.
Menurut Direktur CLC Bowo
Leksono, ekstrakulikuler sinematografi di SMA Rembang merupakan kegiatan ekstra
sinema pertama di Purbalingga yang berdiri secara formal pada 2010.
"Kekosongan ekskul ini bukan dalam arti kekosongan dalam berkarya. Pelajar
SMA Rembang tetap berkarya namun tahun lalu bukan atas nama sekolah,"
jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar