Usai
waktu Maghrib, mobil bak terbuka memasuki pelataran kampus Fakultas Ilmu Budaya
(FIB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Rabu, 16 September
2015. Malam itu, kampus dalam suasana perayaan dies natalis ke-1 menanggap
layar tanjleb Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga.
Pada
kesempatan itu, diputar dan didiskusikan program Indonesia Raja 2015 dari
Purbalingga. Ada empat film pendek dan dua dokumenter pendek yang diputar dan
didiskusikan karya pelajar Purbalingga. Selain itu, satu film dokumenter
panjang bertajuk "Garuda Power: The Spirit Within" sutradara Bastian
Meiresonne asal Prancis.
Dekan
FIB Unsoed Drs. Bambang Lelono, M.Hum dalam sambutannya mengatakan, penting
menghadirkan film-film asal Purbalingga di kampus Unsoed untuk diapresiasi
bersama. "Kita tahu sudah lama, bagaimana produk-produk film dari
Purbalingga, karenanya kita hadirkan malam ini," tuturnya.
Film-film
dalam kompilasi Indonesia Raja 2015-Purbalingga, yaitu "Sugeng Rawuh Pak Bupati" sutradara Eko Junianto
& Trismo Santoso, "Keluarga Pengrajin Tahu" sutradara Ahmad Rizal, "Begal Watu" sutradara Dinda
Gita Rosita, "Para Penggali Pasir" sutradara Novian Cahyo
Utomo, "Gugat Pegat" sutradara Laurelita Gita Prischa Maharani, dan "Coblosan" sutradara Putra Sanjaya.
Diskusi
Setelah
program Indonesia Raja 2015-Purbalingga diputar, digelarlah diskusi. Hadir
empat pembuat film dari enam film yang diputar, sutradara "Keluarga
Pengrajin Tahu" Ahmad Rizal, kru "Begal Watu" Aldi, editor
"Para Penggali Pasir" Ivanda, serta sutradara "Gugat Pegat"
Laurelita Gita Prischa Maharani. Pembicara lain dosen Sastra Prancis Tri Asiati
dan Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono.
Menurut
Laurelita, dirinya sempat grogi berhadapan dengan mahasiswa saat diskusi.
"Cukup banyak pertanyaan, ya saya menjawabnya secara jujur seperti yang saya
alami saat proses produksi film kami," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar