09 April 2013

“Gedang Goreng Soklat” Juara II FFP Yogyakarta



Film pelajar Purbalingga kembali meraih penghargaan. Kali ini film pendek bertajuk “Gedang Goreng Soklat” karya siswa-siswi SMK YPLP Perwira Purbalingga diganjar Juara II kategori film fiksi Festival Film Pendidikan Yogyakarta 2013.

Selain film besutan sutradara Octa Berna Ratungga yang mendapat juara, film lain berjudul “Saat itu di Saat ini” dari SMAN 1 Palu Sulawesi Tengah menduduki Juara I. Sementara Juara III ditempati film berjudul “Girl with Bicycle” dari SMKN 1 Cimahi.

Penghargaan diberikan saat gelaran Festival Film Pendidikan pada Minggu, 7 April 2013, di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Para pemenang berhak menerima piala, sertifikat, dan uang pembinaan.

Sutradara film “Gedang Goreng Soklat” Octa Berna Ratungga mengungkapkan rasa senang dan bangganya meski baru diperingkat kedua. “Ya senang. Ini film kedua saya, dan keduanya sudah pernah berprestasi,” ujarnya.

Octa melanjutkan, ia masih merasa kurang maksimal dalam memproduksi film berdurasi 8 menit itu. “Kami merasa masih kurang dalam menggarap film, terutama saat praproduksi. Dikesempatan mendatang harus lebih baik lagi,” ungkap siswa yang masih duduk di bangku kelas X jurusan Multimedia ini.

Film “Gedang Goreng Soklat” yang dibuat oleh Kafiana Production berkisah tentang seorang anak difabel yaitu tunawicara bernama Sukur. Ia mempunyai hobi menggambar dan sangat patuh pada ibunya. Menggambar dengan cepat adalah cara Sukur berkomunikasi. Sampai pada suatu saat, Sukur menemukan kendala ketika disuruh ibunya ke warung.

Kepala SMK YPLP Perwira Purbalingga Kurniawan Herry, S.Pd merasa bangga anak-anak didiknya berprestasi di bidang film. “Meski tidak selalu yang terbaik, tapi kami tetap bangga dengan prestasi anak-anak. “Kewajiban kami sebagai pendidik, memfasilitasi mereka dalam berkreasi,” tuturnya.

Festival bertema “Membiasakan Dengan yang Luar Biasa” ini merupakan ajakan dan dorongan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan disabilitas rasakan. Harapannya, ada perubahan persepsi yang akhirnya mendorong lahirnya banyak karya yang dapat digunakan sebagai kampanye melalui berbagai media, salah satunya film.

Tidak ada komentar: