Dwi Fatimah, peserta
workshop produksi film yang masuk kelas manajemen produksi bagian
penyutradaraan sempat berdebat dengan kameraman dan penulis skenario. Mereka
memperdebatkan tentang adegan yang akan diciptakan.
"Sebagai seorang
sutradara harus bisa mewujudkan adegan yang sesuai antara imajinasi kita dengan
lokasi yang ada. Dan bagaimana mengarahkan pemain sesuai tuntutan
skenario," ungkap Fatimah menyelesaikan praktik pengambilan gambar.
Siswi kelas X ini sedang
mengikuti workshop produksi film yang digelar Papringan Pictures
ekstrakurikuler sinematografi SMA Kutasari Purbalingga selama dua hari,
Sabtu-Minggu, 28-29 November 2015 di lingkungan sekolah.
Tahun ini, workshop yang
masih difasilitasi Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga hanya diikuti
sekitar 15 peserta. Namun tidak menyurutkan peserta untuk belajar dasar-dasar
produksi film.
Pada kesempatan itu,
seperti halnya ekskul sinematografi lain di beberapa sekolah di Purbalingga,
dilakukan pemilihan pengurus baru. Ekskul sinema SMA Kutasari pengurus
sebelumnya sempat vakum sehingga mempengaruhi jalannya program-program kerja.
Pada pemilihan pengurus
baru, Andhika Parahita Putra terpilih secara demokratis terpilih dengan suara
mutlak. "Bagi kami, para pengurus baru, ini hal yang lumayan berat, karena
pengurus sebelumnya hampir tidak menjalankan program apapun. Namun, kami
berkomitmen untuk kembali menghidupkan ekskul sinema yang sudah menjadi andalan
sekolah kami," ujar siswa kelas XI ini.
Kegiatan ekskul
sinematografi di sekolah mampu mengukir prestasi tak sekedar bergantung pada
semangat siswa, namun juga perlu dukungan guru pembina dan pihak sekolah dalam
memberi fasilitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar