14 Februari 2015

SMK Karangganyam Kebumen Produksi ILM Parkir


Sekitar 10 pelajar jurusan Multimedia SMK Karangganyam Kebumen sedang Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga. Salah satu tempat menarik yang tak luput dikunjungi yaitu Alun-Alun Purbalingga yang jaraknya memang hanya beberapa ratus meter dari markas CLC.

"Ada yang lucu, setiap kali kami ke alun-alun, membayar parkir tidak pernah ada kembalian. Padahal di seputaran alun-alun ada beberapa plang yang menyebutkan retribusi parkir untuk sepeda motor 500 rupiah," ungkap Parno Ridho Saputro, salah satu siswa Prakerin.

Dari situlah, Ridho dan teman-temannya bersepakat memfilmkan praktek penyimpangan parkir di Purbalingga dalam bentuk iklan layanan masyarakat (ILM) karena ternyata penyimpangan ini sudah berjalan lama di hampir semua lokasi parkir di Purbalingga.

Pada Sabtu, 14 Februari 2015, dengan fasilitasi dari CLC Purbalingga, siswa Prakerin memproduksi ILM berjudul "Ora Jujul lan Ora Jujur" (Tidak Ada Kembalian dan Tidak Jujur) yang mengambil lokasi di salah satu sudut Alun-Alun Purbalingga.

Iklan layanan ini bercerita tentang seorang petugas resmi parkir di alun-alun yang tidak jujur dengan menjawab tidak ada recehan ketika ditanya warga yang habis parkir sepeda motor. Saat petugas parkir memasukan uang ke dalam tas pinggangnya, tiba-tiba uang recehan jatuh ke jalanan.

Menurut sutradara Fahrizal Rohman Muqirom, ia dan teman-temannya berusaha membuat produk film dari pengalaman mereka sendiri yang juga pengalaman orang lain. "Ini sesuai dengan teori yang kami terima dari Prakerin, memfilmkan sesuatu yang dekat dengan masyarakat," tuturnya.

Keberadaan plang tarif retribusi parkir di tepi jalan umum berdasarkan perda Kabupaten Purbalingga belumlah lama. Dipasang setelah adanya video citizen journalism berjudul "Purbalingga Kota Parkir" yang dibuat oleh pelajar SMA Karangreja Purbalingga yang sempat menjadi nominasi di ajang Anti-Corruption Film Festival (ACFFest) 2014 lalu.

Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono mengatakan, siswa Prakerin tidak hanya belajar teknik membuat iklan layanan masyarakat sebagai salah satu produk dalam Prakerin. "Tapi bagaimana membuat iklan yang juga mempunyai pesan kuat bagi masyarakat, bahwa praktek-praktek penyimpangan tarif parkir itu merugikan masyarakat dan harus dilawan," tuturnya.

Tidak ada komentar: