Sebagian besar penonton
dibuat bingung oleh film dokumenter "Senyap" sutradara Joshua
Oppenheimer. Penonton yang didominasi guru sejarah merasa apa yang selama ini
diajarkan pada murid kontra dengan isi film.
"Setelah menonton
film ini, saya jadi bingung. Mana yang benar? Apa yang selama ini kami ajarkan
pada murid-murid atau yang ada di film ini? Tadi juga ada adegan guru mengajar
tentang orang-orang PKI seperti yang kami ajarkan pada murid kami," ungkap
Arifin, S.Pd, yang juga guru sejarah di salah satu SMA di Purbalingga.
Siang itu, Rabu, 10
Desember 2014 dalam rangka Hari Hak Azasi Manusia (HAM) Sedunia, Cinema Lovers
Community (CLC) Purbalingga menggelar Indonesia Menonton "Senyap" The
Look of Silence film karya Joshua Oppenheimer di Aula Soedirman Dinas
Pendidikan Purbalingga.
Film berdurasi sekitar 100
menit ini mengungkap fakta para pelaku genosida di Indonesia, satu keluarga
penyintas mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan
siapa yang membunuhnya. Adik bungsu korban bernama Adi bertekad memecah
belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan
kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakaknya. Sesuatu
yang tak terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa.
Pada pemutaran film kali
ini, CLC Purbalingga mengajak kerjasama Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Sejarah SMA dan MA di Purbalingga dan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat
Purbalingga serta Dinas Pendidikan Purbalingga.
Kepala Dinas Pendidikan
Tri Gunawan, S.H., M.H. dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi
kegiatan pemutaran dan diskusi film "Senyap" agar kita tidak lupa
pada sejarah. "Saya sangat mengapresiasi, kalau selama ini ada kesan bahwa
CLC antipemerintah daerah dan sebaliknya, tapi bagi dinas kami tidak,"
ungkapnya.
Ada sekitar 75 penonton pemutaran
di Purbalingga yang datang mengapresiasi. Terdiri dari guru-guru sejarah, para
pelajar yang selama ini bergulat dengan dunia pefilman, dan masyarakat umum. Pemutaran
di Purbalingga dan di puluhan kota lain di Indonesia merupakan pemutaran
serentak dalam rangka Hari HAM Sedunia.
Menurut Direktur CLC
Purbalingga Bowo Leksono, film bisa menjadi salah satu referensi praktis bagi
guru. "Film mampu menelanjangi sejarah secara lebih gamblang bagaimana
kondisi masa silam dan kekinian," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar