Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan lewat ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2013 menganugerahkan Piala
Dewantara untuk kategori Apresiasi Komunitas Film kepada Cinema Lovers Community
(CLC) Purbalingga.
Selain itu, film pendek
“Langka Receh” produksi pelajar SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga
juga menyabet apresiasi khusus kategori Pelajar. Sementara Festival Film
Purbalingga (FFP) yang dimotori CLC hanya sebagai nominator kategori Apresiasi Festival
Film.
Prestasi yang diraih
anak-anak muda Purbalingga itu diberikan pada malam anugerah AFI 2013 dengan
keseluruhan 18 penghargaan, pada Senin, 4 November 2013 di Plaza Selatan Gelora
Bung Karno (GBK). Direktur Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) Dimas Jayasrana
mewakili penerima kedua penghargaan.
Menurut Dimas, anak-anak
di Purbalingga yang selama ini bergulat dengan film akan terus berkarya tanpa
mempedulikan penghargaan apapun. “Karena, selama ini negara tidak pernah ada
dan kami akan terus membuktikan bahwa tanpa negara, kami terus berjalan dan
berkembang,” katanya saat berkesempatan berbicara di panggung.
Dimas menganggap bahwa
ajang penghargaan seperti AFI ini tidak usah dianggap serius apalagi sakral.
Bahkan setelah menerima piala untuk kategori Apresiasi Komunitas Film, Dimas
memasukkan piala itu ke dalam kantong kresek, lalu menenteng turun dari
panggung.
Ketua Dewan Juri AFI 2013
Totot Indrarto menilai CLC sebagai sebuah komunitas film di daerah, mampu
mengembangkan bukan hanya budaya nonton tapi juga membuat film. “Ada
pengembangbiakan dan atau membuat film secara swadaya baik untuk film
dokumenter ataupun cerita,” ujarnya.
Totot menambahkan,
komunitas film di Indonesia ada dalam kisaran ratusan. “Secara kelembagaan, CLC
hidup setidaknya dalam lima tahun terakhir berkegiatan secara konsisten. Ini
memberi kontribusi untuk perfilman nasional,” jelasnya.
Cinema Lovers Community
yang sudah berdiri sejak 4 Maret 2006 mempunyai program yang terus berjalan
setiap tahunnya, mulai dari workshop film, produksi film, pemutaran film,
perpustakaan film, distribusi film, dan festival film.
Direktur CLC Bowo Leksono
membenarkan pendapat Dimas bahwa ada tidak ada penghargaan, CLC akan terus
berkarya. “Bahkan ketika di awal keberadaan CLC hingga saat ini tidak ada
apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga, malah justru kerap
berbenturan. Kami tidak peduli, karna yang kami lakukan untuk anak muda dan
masyarakat Purbalingga,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar