21 Maret 2013

Angkat Minimnya Akses Pendidikan



Produksi Fiksi SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga

Selama beberapa hari, sepulang dari kota, Tanti mengurung diri di kamarnya. Tak satu pun warga desa yang mengetahui apa sebab yang dialami Tanti. Hanya Panji, teman sepermainan sejak kecil yang mengetahui sekaligus memahami cara bagaimana Tanti kembali riang dan penuh kepercayaan hidup.

Tanti gagal menggapai cita-citanya menjadi guru. Tak hanya harus bersekolah ke kota untuk menjadi seorang guru namun juga mahalnya biaya sekolah. Diam-diam, Panji sudah menyiapkan sekolah sederhana untuk Tanti. Bahwa menjadi guru tak hanya dibutuhkan bagi sekolah formal, terpenting adalah kesadaran. Kesadaran murid dan kesadaran pengajarnya.

Dunia pendidikan selalu menarik dijadikan latar cerita film. Dan pelajar SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga yang tergabung dalam Pak Dirman Film ekstrakulikuler sinematografi baru saja menyelesaikan produksi film fiksi pendek tentang bagaimana warga di sebuah desa terpencil kesulitan mengakses pendidikan.

Cias Susi Astiti selaku sutradara menjelaskan, produksi dilakukan selama dua hari, Selasa-Rabu, 19-20 Maret 2013. “Seluruh lokasi pengambilan gambar dilakukan di Grumbul Panyatan, Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga,” katanya.

Susi melanjutkan, memproduksi film bertema pendidikan ini terinspirasi dari produksi dokumenter beberapa waktu lalu yang mengangkat minimnya anak-anak Panyatan akan akses pendidikan. “Kami sekaligus mengangkat eloknya alam Panyatan. Ada hutan, beberapa air terjun, dan masyarakatnya yang suka bekerja keras,” tutur siswi kelas XI ini.

Sudah sekitar tiga tahun keberadaan ekskul sinematografi di sekolah yang terletak di daerah tempat lahir Panglima Besar Jenderal Sudirman itu. Sedikitnya sudah mampu melahirkan enam karya film fiksi dan dokumenter.

Guru pembina ekskul sinematografi Deni Sunarto, S.Pd mengatakan, sejak adanya ekskul sinema tak sekedar mengukir prestasi yang membanggakan. “Ekskul itu juga mampu mengenalkan potensi yang ada di Kecamatan Rembang, Purbalingga lewat film,” ujar guru pengampu pelajaran Bahasa Inggris ini.

Film fiksi ini bersama film dokumenter yang diproduksi tahun ini, rencananya hendak dikompetisikan pada program kompetisi pelajar se-Banyumas Raya Festival Film Purbalingga (FFP) 2013 dan festival-festival film lainnya.

Tidak ada komentar: