10 Januari 2013

SMAN 1 Kutasari Purbalingga Produksi Dokumenter


Selain listrik, kebutuhan pokok pada satu komunitas besar bernama sekolah adalah keberadaan air bersih. Bayangkan bila sekolah kesulitan listrik dan air bersih tentu akan mengganggu proses belajar-mengajar.

Sejak awal berdirinya SMA Negeri Kutasari, Purbalingga, permasalahan utama yang tidak pernah terselesaikan adalah kebutuhan air bersih. Baru pada tahun 2011, dibawah kepemimpinan Sukirto, S.Pd., M.Si, sekolah tersebut tidak lagi kesulitan air bersih.

Kenyataan inilah yang kemudian oleh anak-anak ekstrakulikuler sinematografi SMA tersebut didokumenterkan. Produksi film dokumenter terkait keberadaan air bersih di sekolah itu selama dua hari 9-10 Januari 2013.

Melinda Intan, yang bertindak selaku sutradara, mengatakan dari hasil riset sebagai daerah yang relatif tinggi, sebagian besar daerah di Kecamatan Kutasari mengalami kesulitan air bersih.
“Terlebih, tanah di wilayah itu berbatu yang menyulitkan warga membuat sumur untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap siswi yang masih duduk di kelas X ini.

Karena jaringan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum sampai ke sekolah, lanjut Melinda, pihak sekolah berinisiatif memanfaatkan mata air Kali Sirah di Desa Karangcegak. “Jarak mata air ke sekolah sekitar 3 kilometer. Sepanjang air mengalir melalui pipa, warga sekitar turut memanfaatkan,” tutur gadis berparas manis ini.

Sebelum air bersih hadir, setiap dua pekan, sekolah harus membeli air satu mobil tanki milik PDAM Kabupaten Purbalingga. Bila sekolah sedang sering ada kegiatan, air satu tanki mobil akan habis digunakan dalam sepekan.

Sekarang, kebutuhan air bersih yang sudah sampai ke sekolah lebih dari cukup, tak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari warga sekolah, namun mampu untuk mengisi kolam ikan dan berbagi dengan kebutuhan warga sekitar.

Menurut salah satu kru Wildan Aji Saputra, riset atau praproduksi dikerjakan selama dua bulan memanfaatkan waktu sepulang sekolah dan hari libur. “Hal terberat memang saat riset, terlebih hampir setiap hari turun hujan. Tapi menjadi pengalaman tersendiri bagi kami,” ujar siswa yang bertindak sebagai kameraman.

Produksi keempat film dibawah bendera Papringan Pictures ekskul sinematografi SMAN 1 Kutasari Purbalingga ini rencananya akan diikutkan pada program kompetisi film dokumenter SMA Festival Film Purbalingga 2013 pada bulan Mei mendatang.

Tidak ada komentar: