07 September 2013

Workshop Produksi Film SMAN 1 Kutasari Purbalingga



Cindi dan Delfa akhirnya dihadapkan pada guru BK (bimbingan dan konseling). Belakangan keduanya diketahui mencontek saat ulangan di kelas. Untuk mengetahui siapa yang mencontek siapa, guru BK itu meminta kedua siswi untuk melakukan tes ulang.

Demikian adegan yang dipratikkan salah satu kelompok dalam Workshop Produksi Film Papringan Pictures ekstrakulikuler sinematografi SMA Negeri 1 Kutasari Purbalingga. Workshop selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu, 7-8 September 2013 ini digelar di lingkungan sekolah.

“Sejak awal adanya tawaran ekskul di sekolah, saya sudah berniat bulat untuk masuk sinematografi. Bayangan saya belajar film itu akan mengasikkan,” ungkap Ayu Mugi Pratiwi siswi kelas X yang tertarik dibagian kamera dan editing.

Workshop film yang difasilitasi Cinema Lovers Community (CLC) ini memberikan materi kepada peserta terkait dasar-dasar film. Dari mulai meresensi film, manajemen produksi, penulisan skenario, teori dan praktik tata kamera, serta teori dan praktik tata gambar (editing).

Pergantian Pengurus Ekskul
Sebelum materi workshop diberikan, didahului dengan pergantian pengurus ekskul sinematografi, dari pengurus lama ke pengurus baru secara demokratis. Semua anggota ekskul mempunyai hak yang sama untuk memilih pengurus sebagai mesin penggerak organisasi.

Wildan Aji Saputra, mantan ketua ekskul sinematografi, merasa senang telah menuntaskan tugasnya. “Ya senang bukan saja karena sudah purnatugas tapi juga sudah melahirkan generasi penerus. Harapannya ya anak-anak yang aktif sekarang akan lebih baik lagi dan mampu memproduksi film yang lebih berkualtias,” ungkap siswa kelas XII.

Sementara ketua ekskul terpilih Achmad Ulfi merasa tidak mudah mengemban sebagai ketua ekskul. “Program-program yang akan kami susun harus bisa terlaksana dengan baik dalam satu tahun kepengurusan,” kata siswa kelas XI ini.

Keberadaan ekskul sinematografi di SMAN 1 Kutasari Purbalingga sudah ada sejak tahun 2010. Sedikitnya sekolah yang berada di kaki Gunung Slamet ini sudah mampu menghasilkan lima film pendek dan dokumenter. Berbagai prestasi dari karya mereka pun sudah ditorehkan.

Yudhi Firmansyah, S.Kom., guru pembina ekskul sinematografi, mengatakan sejak awal keberadaan sinematografi di SMAN 1 Kutasari, pihak sekolah sangat mendukung dalam perkembangannya. “Keberadaan ekskul di sekolah kami diharapkan menjadi nilai tambah bagi siswa agar kelak setelah lulus mempunyai keahlian tambahan,” tutur guru TIK ini.

Tidak ada komentar: