Sebagai sebuah ekskul yang
baru berusia kurang dari setahun, Kenari (Kreasi Anak Negeri) Production
ekstrakulikuler sinematografi SMK Kutasari Purbalingga nekat memproduksi film
pendek. Meskipun kepala sekolah masih ragu dalam mendukung, namun dukungan
penuh datang dari para guru. Terbukti, sedikitnya lima guru muda sekaligus,
dengan sukarela mengajukan diri untuk menjadi pemain film.
"Tau anak-anak mau
produksi film pendek, saya langsung mengajukan diri menjadi pemain. Penasaran
soalnya. Eh, ternyata teman-teman guru yang lain juga pada semangat ingin main.
Tidak gampang ternyata, tapi jadi punya pengamalan belajar," tutur Bangkit
Wajar Erawan, guru pengampu Bahasa Jawa.
Film fiksi pendek pertama
SMK Kutasari bertajuk "Coblosan". Pengambilan gambar dilakukan sehari
pada Sabtu, 21 Maret 2015 dari pagi hingga menjelang sore hari di beberapa
lokasi di Desa Metenggeng, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga.
Putra Sanjaya, selaku
sutradara mengatakan, kami kaget setelah melakukan praproduksi dan produksi
film pendek. "Banyak hal yang harus dipersiapkan dengan matang dan butuh
kerjasama tim yang baik agar hasilnya juga maksimal," ujar siswa kelas X
jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) ini.
"Coblosan" mengangkat
tema antikorupsi yaitu praktik politik uang dalam sebuah pemilihan calon kepala
desa. Dikisahkan, Somad dan Kadir adalah pendukung setia calon kades muda yang
akan membawa perubahan. Namun, kedua petani itu terus dibayang-bayangi Pono,
tim sukses calon kades incumbent dengan uang sogokan.
Apapun alasannya, Somad
tidak mau mengkhianati kesetiaannya pada calon kades muda. Sementara Kadir,
ragu menolak amplop dengan pemikiran bila sudah di bilik suara, tak ada seorang
pun tahu pilihannya.
Menurut guru pembina
ekskul sinema, Junika Cahyaning Trilastuti, pihak sekolah memang belum
melibatkan fasilitator dari luar sekolah untuk mendampingi anak-anak.
"Makanya, saat produksi pertama ini, kami menggandeng CLC Purbalingga agar
anak-anak dan bahkan para guru punya pengalaman bagaimana membuat film
pendek," jelas guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Film pendek ini dibuat
setelah pihak sekolah menerima undangan dari Festival Film Purbalingga (FFP)
2015 bulan Mei mendatang untuk turut berpartisipasi dalam program Kompetisi
Pelajar tingkat Banyumas Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar