Kabut turun menyelimuti
perbukitan. Salah satu bukit yang sudah lebih dari separo hilang akibat
ditambang pasir dan tanahnya, tak luput dari selimut kabut. Sepagi itu,
beberapa truk dump mulai masuk ke kawasan bukit pertambangan pasir yang
terletak di Desa Siaren, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Belasan kuli
tambang pasir bergotong-royong mengeruk pasir dimasukan ke dalam bak truk.
Miskun (55 tahun), salah
satu kuli penambang pasir warga Desa Siaren bekerja keras untuk menghidupi
keluarganya. Sementara istrinya, Mahini (45 tahun) membuka warung di pinggir
kawasan tambang untuk memenuhi kebutuhan lapar dan haus para kuli penambang
pasir.
Keluarga Miskun menjadi
subyek dokumenter observasional dari pelajar SMA Karangreja Purbalingga yang
tergabung dalam Negeri Awan Cinemart ekstrakulikuler sinematografi. Sudah sejak
awal tahun lalu, dua pelajar sekolah itu melakukan riset dan mengerjakan
produksi sekitar empat hari dari Jumat-Senin, 13-16 Maret 2015.
"Ini film dokumenter
pertama kami, langsung dikerjakan secara observasional. Meskipun diproduksi
hanya empat hari, tapi cukup berat. Setiap hari kami harus bangun pagi sebelum
subyek kami bangun dan hingga malam hari mengikuti aktifitas mereka,"
tutur Novian Cahyo Utomo, sutradara sekaligus kameraman.
Di hari-hari pengambilan
gambar, praktis para pembuat dokumenter itu terbebas dari mengikuti pelajaran
di sekolah. Bahkan, waktu-waktu untuk bermain bagi mereka pun disibukan untuk
mengikuti kehidupan subyek film dengan penuh kesabaran.
Menurut Hafid Imanudin, pihak
sekolah telah mengizinkan produksi film dokumenter. "Proposal yang kami
ajukan ke pihak sekolah, tidak hanya disepakati soal waktu pengambilan gambar,
tapi juga anggaran yang kami butuhkan," ujar periset yang juga sebagai
line produser.
Sementara Kepala SMA
Karangreja Nur Samsudin, S.Pd. Fis. mengharapkan, ekskul sinematografi mampu
mengangkat nama baik sekolah dengan prestasi. "Lebih penting dari itu,
menjadi wadah kegiatan siswa untuk berekspresi, karena itu pihak sekolah
mendukungnya," jelasnya.
Dokumenter tentang
keluarga penambang pasir yang sekarang masuk paskaproduksi ini untuk
diikutsertakan pada program Kompetisi Pelajar Banyumas Raya Festival Film
Purbalingga (FFP) 2015 yang akan digelar pada Mei mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar