Film dokumenter "Yang
Menikah Muda" karya pelajar Purbalingga berhasil menyabet juara 1 kategori
pelajar Kompetisi Plan Indonesia 2014. Film yang disutradarai Dinda Putri
Hapsari ini berhasil mengungguli film "Ayah Ijinkan Aku Sekolah" dari
Bintan, Kepulauan Riau yang menjadi juara 2 dan juara 3 "Lentera untuk
Santi" dari Kebumen dan berhak mendapat piala dari Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Pengumuman pemenang saat
acara perayaan International day of The
Girls (Hari Internasional untuk Anak Perempuan) pada Jumat, 10 Oktober 2014
di Jakarta. Pengumuman dibacakan oleh sutradara dan produser Lola Amaria
sekaligus sebagai salah satu juri di acara yang juga dihadiri Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar.
"Senang mendengarnya,
setidaknya lewat film kami bisa menyuarakan kondisi remaja perempuan di
Purbalingga. Saat produksi tidak banyak waktu, beruntung subyek-subyek dalam
film kami cukup terbuka bahkan terhadap persoalan-persoalan pribadi,"
tutur Dinda Putri Hapsari, sang sutradara.
Film "Yang Menikah
Muda" produksi Sabuk Cinema ekstrakulikuler sinematografi SMA Bukateja
Purbalingga mengisahkan bagaimana anak-anak remaja di sebuah dusun di lereng
Gunung Slamet, tepatnya di Dusun Tawang, Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari,
Kabupaten Purbalingga banyak yang menikah muda.
Lemahnya ekonomi dan
pendidikan menjadi salah dua faktor penyebab banyaknya remaja perempuan menikah
dini dengan berbagai resiko. Namun realita seperti ini tampaknya belum
tersentuh oleh kebijakan pemerintah daerah karena kebijakan pembangunan banyak
terfokus pada pembangunan fisik yang cenderung berada di pusat kota.
Guru Pembina ekskul sinema
Meinur Diana Irawati mengatakan, prestasi ini selain mengangkat nama sekolah
dan Purbalingga juga diharapkan mampu memacu semangat anak untuk terus
berkarya. "Tahun lalu, ekskul sinema hampir tenggelam. Tampaknya, dengan
masuknya siswa baru ada suntikan semangat yang baru pula. Harapannya, ekskul
ini mampu menjadi wadah siswa dalam berkarya," ungkap guru pengampu mata
pelajaran Ekonomi ini.
Kompetisi bertema
"Memberdayakan Remaja Perempuan: Memutus Lingkar Kekerasan" ini
digelar dalam rangka memperingati Hari Internasional untuk Anak Perempuan yang
jatuh pada 11 Oktober sekaligus upaya mengampanyekan gerakan "Because I Am
A Girl" (BIAAG) di Indonesia.
Selain Plan Indonesia, organisasi
internasional pengembangan masyarakat dan kemanusiaan yang fokus pada masalah
anak, kompetisi dokumenter ini bekerjasama dengan Kompas TV yang didukung Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar