Selama beberapa bulan
terakhir, Komite Sinematografi Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT) memproduksi
film dokumenter kesenian langka yang berada di tiga daerah di wilayah Jawa
Tengah. Produksi film ini merupakan program kerja komite di tahun 2013.
Ketiga kesenian langka itu
adalah Lengger Topeng di Kelurahan Jaraksari, Kecamatan Wonosobo, Wonosobo,
Ujungan sebuah ritual meminta hujan di Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara,
serta Gandalia musik langka yang baru direvitalisasi di Desa Tambaknegara,
Kecamatan Rawalo, Banyumas.
Menurut Bowo Leksono, yang
bertindak sebagai sutradara, masing-masing daerah di Jawa Tengah memiliki jenis
kesenian langka yang khas. “Dibutuhkan riset yang mendalam, waktu yang panjang
untuk mendokumenterkan, dan anggaran yang cukup,” ujar anggota komite
sinematografi ini.
Bowo menambahkan, anggaran
DKJT yang sangat kecil untuk memproduksi tiga film dokumenter sekaligus, dirasa
hasilnya belum maksimal. “Beruntung kami dibantu komunitas film di daerah yang
selama ini rajin mendokumentasi,” jelas direktur Cinema Lovers Community (CLC)
Purbalingga.
Kesenian Lengger Topeng di
Wonosobo merupakan jenis lengger yang cukup khas. Selain penarinya perempuan
juga terdapat penari laki-laki. Di salah satu bagian pertunjukan, masing-masing
penari mengenakan topeng sesuai karakter yang dibawa.
Pada kesenian Ujungan,
diyakini kesenian yang ditujukan untuk meminta hujan bagi kaum petani yang
mengalami kekeringan ini, berasal dari Desa Gumelem Wetan. Saat ini, ada satu
kelompok kesenian Ujungan yang masih bertahan di desa itu.
Sementara kesenian
Gandalia, merupakan musik tradisi dengan alat berupa angklung. Alat musik asli
Desa Tambaknegara, dibuktikan masih adanya empat orang keturunan asli dari sang
pencipta Gandalia.
Ketua Komite Sinematografi
DKJT Bambang Hengky mengatakan, program mendokumenterkan kesenian langka ini merupakan
upaya penyebarluasan pengetahuan tentang kesenian langka di Jawa Tengah melalui
media film. “Tujuannya agar generasi muda tahu kekayaan budaya di Jawa Tengah,
syukur tergerak untuk terus melestarikan,” ungkap mantan jurnalis televisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar