Produksi Fiksi SMKN 1
Purbalingga
Firman, Didik, dan Andri adalah
tiga sahabat yang mempunyai kekurangan fisik. Namun, mereka merasa minder tiap
kali bertemu perempuan. Untuk menutupi keminderan, tiga sahabat itu mempunyai
cara tersendiri untuk menutup-nutupi.
Suatu hari, tiga sahabat
bertemu perempuan cantik. Seperti biasa, mereka bertingkah seolah berlaku
sebagai manusia normal. Tak disangka, perempuan yang juga memiliki kekurangan itu
mampu menguak apa yang sebenarnya terjadi.
Apapun yang diberikan
Tuhan pada kita adalah anugerah yang patut disyukuri. Demikian pesan dari film
fiksi pendek yang baru saja diproduksi Smega Movie SMK Negeri 1 Purbalingga
pada Sabtu, 2 Maret 2012.
Santi Palina mengaku tidak
menyangka berkesempatan berakting di depan kamera. “Saya merasa tidak bisa
apa-apa. Tapi demi sekolah tercinta, saya berusaha agar film kami selesai
diproduksi dengan baik,” ujar pemeran perempuan buta yang duduk di kelas XI ini.
Film yang diproduksi
selama sehari dengan judul “Tiga Terkuak Takdir” ini keseluruhan pemainnya
mengambil dari SMKN 1 Purbalingga. Mereka berkesempatan jadi pemain setelah
melalui tahapan casting.
“Sempat bongkar-pasang
pemain karena kesibukan mereka. Kami ingin pemain yang serius dan lebih fokus
agar tak mengganggu proses produksi,” ungkap Doni Saputra yang bertindak selaku
sutradara.
Doni menambahkan
keberadaan komunitas film Smega Movie sejak tiga tahun silam merupakan proses kreatif
yang cukup panjang. “Kami terus berusaha agar komunitas kami diakui pihak
sekolah sebagai salah satu kegiatan ekstrakulikuler,” tutur siswa kelas XI
jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Film-film pendek yang
sudah dihasilkan Smega Movie antara lain “Aku Bukan Malinkundang” (2010) dan “10”
(2011) keduanya disutradarai Dewi Prahesti, “5 Sekawan” (2012) sutradara Nigita
Wiki Saputri, “Usman Janatin” (2013) sutradara Doni Saputra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar