14 Juni 2015

Pelajar SMA Karangreja Purbalingga Akan "Bikin Film Bareng KPK"

Pelajar SMA Karangreja Purbalingga memenangkan special program dari Anti-Corruption Film Festival (ACFFest) 2015 yaitu "Bikin Film Bareng KPK". Keputusan ini diumumkan pada Sabtu malam, 13 Juni 2015 usai gelaran Roadshow ACFFest 2015 di Purbalingga.

Pelajar yang tergabung dalam Ekstrakulikuler Sinematografi Negeri Awan Cinemart SMA Karangreja Purbalingga ini berhak atas dana produksi film pendek fiksi sebesar Rp 10 juta setelah ide ceritanya dinilai yang terbaik dari belasan ide lainnya.

"Wah, ya senang banget. Tidak menyangka, karena sebelumnya, ide kami tidak diterima lalu ada kesempatan untuk mendapatkan golden ticket. Senang, ide cerita kami bisa difilmkan tanpa merepoti sekolah," jelas Zandy Ivanda, pencetus ide terbaik.

Secara singkat, ide Zandy dan teman-temannya tentang seorang pedagang yang bertindak curang dengan cara menambah beban pada timbangan dagangannya sehingga banyak merugikan pembeli.

Roadshow ACFFest 2015 di 10 kota di Indonesia ini membawa program baru berupa "Bikin Film Bareng KPK", yaitu menyeleksi ide cerita dan proposal yang masuk untuk kemudian didanai produksinya bagi yang menang di setiap kota. Bahkan di hari kedua roadshow di Purbalingga, Minggu, 14 Juni 2015,  sempat digelar workshop singkat dari lima ide cerita terbaik di aula Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Purbalingga.

Menurut Faradila Ayu Hapsari mewakili Management Systems International (MSI), lembaga penyelenggara ACFFest, program ini bertujuan memberi kesempatan secara lebih luas pada pembuat film untuk memproduksi film-film anti korupsi. "Harapannya akan menghasilkan film-film yang baik dengan pesan antikorupsi yang kuat," jelasnya.

Ditunjuk sebagai supervisi lokal yang akan mendampingi produksi film yaitu Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga. CLC akan mengawal tahapan dari praproduksi hingga film siap ditonton.

Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono, mengatakan meskipun melakukan pendampingan produksi film pelajar Purbalingga memang menjadi salah satu tugas CLC namun tetap menganggap program ini sebuah tantangan. "Film ini nantinya harus mempunyai pesan anti korupsi yang kuat," tegasnya.


Dalam proses produksinya, pelajar itu akan diberi kesempatan menyelesaikan film mulai dari pra hingga paska produksi. Bahkan saat paska produksi, mereka akan diberangkatkan ke Jakarta bersama pembuat film dari sembilan kota lain untuk kembali diberi worskhop editing hingga film selesai.

Tidak ada komentar: