"Saya merasakan,
selama ini tidak ada kepedulian pada perilaku korupsi di sekitar kita. Tapi
setelah saya menonton sekumpulan film yang dibuat para pelajar Purbalingga, seperti
ada harapan pada generasi sekarang," ungkap Enan, salah satu penonton saat
diskusi.
Enan menjabarkan bagaimana
dalam video citizen journalism pelajar mengungkapkan penyimpangan praktik
parkir yang tidak sesuai dengan tarif. "Dengan cara kamera tersembunyi
mampu mengungkap itu sekaligus menunjukan aturan tarif parkir yang ada di
Perda," ujar pemuda Muhammadiyah Purbalingga ini.
Malam itu, Sabtu, 20
Desember 2014, Cinema Lovers Community (CLC) menggelar program Kado buat Kota
Tercinta jilid 6 bertema "Bongkar!" berupa pemutaran film, diskusi,
dan pentas musik di markas besarnya jalan Puring nomor 7 Purbalingga. Program
tahunan ini dalam rangka ulang tahun kota Purbalingga yang ke-184.
Ada tujuh film yang
diputar yang merupakan peserta, nominator, dan pemenang di Anti-Corruption Film
Festival (ACFFest) 2014, yaitu "Ijolan" sutradara Eka Susilawati dari
SMA 1 Purbalingga, "Sugeng Rawuh Pak Bupati" sutradara Eko Junianto
dari SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol, "Anda Lapor? Kami Diam!"
sutradara Wildan Aji Saputra.
"Blak-Blakan"
sutradara Yuli Octavia dari SMA Kutasari, "Purbalingga Kota Parkir"
sutradara Tias Cahyaning Karomah dari SMA Karangreja, "Dilarang Berjalan
di Trotoar!" sutradara Nugroho Budi Santosa, dan "Robohnya Sekolah
Kami" sutradara Uli Retno Dewanti. Dua yang disebutkan terakhir berasal
dari SMA Bukateja.
Berkesempatan hadir,
Kepala Dinas Pendidikan Purbalingga Tri Gunawan, S.H., M.H., yang menanggapi tidak
mengeluarkan surat rekomendasi pelajar untuk mewawancara Kepala TK Pembina
Padamara yang roboh. "Pada dasarnya dirinya terbuka namun pihaknya
terkendala aturan untuk menerbitkan surat rekomendasi," jelasnya.
Sebelumnya, saat diskusi,
sutradara film "Robohnya Sekolah Kami" Uli Retno Dewanti menceritakan
kesulitan dalam proses pembuatan film dokumenternya. Termasuk saat mewawancarai
Kapolres Purbalingga yang tidak mendapatkan jawaban yang jelas soal robohnya
atap gedung TK tersebut. "Tapi alhamdulillah, film kami bisa menjadi
terbaik di ACFFest 2014," katanya.
Direktur CLC Purbalingga
Bowo Leksono mengatakan, kembali mengangkat tema film-film antikorupsi pada
gelaran program Kado buat Kota Tercinta kali ini. "Disamping ini pemutaran
perdana di Purbalingga, kami ingin menunjukan pada Pemkab dan masyarakat, bahwa
ada praktik tindak pidana korupsi yang berhasil kami tangkap dengan
kamera," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar