Cahaya lampu pelan
menyinari panggung. Irama musik bambu bertalu menyambut para penari yang mulai
memasuki arena. Sementara penonton tampak khidmat mengapresiasi suguhan yang
lama tak dijumpai.
Malam itu, Senin 10
November 2014, Pendapa Kenduruwan di komplek Kantor Kecamatan Bobotsari,
Purbalingga tidak biasanya didatangi warga sekitar menyaksikan pagelaran seni
lengger dan calung.
Pring Sedhapur, sebuah
komunitas seniman asal Banyumas Raya yang terdiri dari mahasiswa dan dosen
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta sejak pagi hingga malam hari menggelar
"Workshop dan Pagelaran Karya-Karya Inovasi Lengger dan Calung".
"Kami butuh workshop
semacam ini karena selama ini, kami memperkenalkan kepada anak-anak sebatas
tari-tarian klasih yang setiap tahun hanya itu-itu saja. Apalagi, ini tari
lengger yang memang asli Banyumas," tutur Poedji Sri Indriyati, guru TK
Pertiwi Desa Gandasuli, Kecamatan Bobotsari.
Peserta workshop banyak
didominasi guru mulai dari TK hingga tingkat SMA bersama siswa-siswinya selain
para pelaku seni yang tidak hanya dari Purbalingga namun juga Banjarnegara dan
Banyumas. Hasil dari workshop turut dipagelarkan di malam harinya selain
karya-karya inovatif dari Pring Sedhapur.
Menurut Pimpinan Komunitas
Pring Sedhapur, Darno, lewat workshop dan pagelaran, sebagai pelaku seni yang
lahir di lingkungan akademis berkewajiban memperkenalkan lengger dan calung
pada masyarakat luas. "Kami mencoba mengembangkan metode yang mudah untuk
dipelajari para pelaku seni tradisi," ungkap dosen karawitan ini.
Harapan Pring Sedhapur,
kegiatan ini mendapat fasilitasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Purbalingga, namun terlalu banyak pertimbangan sehingga
jaringan komunitas dipakai dan dalam waktu hanya tiga hari sebelum pelaksanaan Cinema
Lovers Community (CLC) Purbalingga menjadi fasilitatornya.
Direktur CLC Bowo Leksono
mengatakan, pihaknya melihat bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan baik bagi
masyarakat pecinta seni tradisi di Purbalingga. "Ada teman-teman dari ISI
Solo mau datang memberikan ilmu dan pengalamannya secara gratis, mengapa musti
berpikir panjang?," jelasnya.
Selain CLC, program
workshop dan pagelaran ini juga bekerjasama dengan ISI Surakarta dan didukung Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Taman Budaya Jawa Tengah, Langen Budaya, dan Pemerintah
Kecamatan Bobotsari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar