Belum lagi layar tertancap
di halaman belakang, hujan deras mengguyur seputaran Kota Purbalingga sejak
sore hari. Bioskop Rakyat (Biora) yang sedianya dengan konsep bioskop terbuka
pun akhirnya dilakukan di dalam ruangan.
Namun demikian, tidak
menyurutkan semangat anak-anak muda Purbalingga menghadiri program Biora yang
digagas Cinema Lovers Community (CLC) untuk menyaksikan pemutaran film dan diskusi bertema Pemilu
pada Sabtu malam, 12 April 2014 di Markas CLC jalan Puring nomor 7 Purbalingga.
Kali ini, film yang
diputar untuk diapresiasi dan sekaligus sebagai pemantik diskusi berjudul
“Children of a Nation” produksi Fictionary Films yang disutradarai Sakti
Parantean. Film dokumenter berdurasi 77 menit itu bekisah tentang sejarah dan
sisi lain Pemilihan Presiden 2009 dengan sudut pandang kuat dari para pembuat
filmnya tentang apa yang mereka lihat dan rasakan pada masa kampanye Pemilihan
Presiden di Indonesia. Sebuah pengalaman yang berdampak besar, yaitu bagaimana
bangsa ini akan berjalan dalam 5 tahun ke depan.
Diskusi Pemilu
Pada sesi diskusi, muncul
beberapa pertanyaan dari penonton pada narasumber yang terdiri dari Endang
Yulianti, S.H., M.H. Divisi Bidang Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian
Sengketa Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Purbalingga, Pengamat
Politik Unsoed Indaru Setyo Nurprojo, S.IP., M.A. dengan dimoderatori Bangkit
Wismo, S.IKom dari braling.com. Sementara pembicara lain, Mey Nurlela, S.S.
dari Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Hubungan Antarlembaga Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Purbalingga berhalangan hadir.
Menjawab pertanyaan mengapa
Panwaslu tidak mempunyai daya untuk menindak pelanggaran Pemilu, Endang
Yulianti menjelaskan karena sistemnya tidak memungkinkan untuk itu.
“Undang-undang kan yang membuat legislatif, jadi bagaimana itu dibuat untuk
menguntungkan mereka saat Pemilu,” jelasnya.
Sementara Indaru Setyo
Nurprojo lebih melihat bagaimana peta politik lokal di Purbalingga yang juga
didasari pada peta politik nasional. “Kita disini tentu sepakat bahwa ke depan
yang akan memimpin Purbalingga bukan lagi wajah-wajah lama yang tidak banyak
diharapkan. Harus muncul generasi muda yang tampil,” tegasnya.
Penanggung jawab Biora,
Canggih Setyawan mengatakan, pemutaran film dan diskusi yang didukung In-Docs
ini sebagai bagian dari partisipasi politik anak muda Purbalingga. “Lewat film
kami belajar pendidikan politik, setidaknya ketika kami memutuskan untuk
memilih atau tidak memilih dalam Pemilu, ada alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar