Bioskop
Rakyat (Biora) Cinema Lovers Community (CLC) hadir dengan format layar tanjleb.
Digandeng beberapa lembaga pergerakan, pemutaran film menjadi pemantik
Sarasehan Budaya bertema “Negeri Surga Dalam Pusaran Korupsi” pada Sabtu malam,
16 November 2013 di pelataran salah satu rumah pemuda Dusun Kembaran, Desa
Cipawon, Bukateja, Purbalingga.
Adalah
Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI), Lakpesdam NU, dan Forum Alumni
PMII. Saat diskusi, diselingi pemutaran film-film pendek Purbalingga bertema
korupsi seperti Purbalingga (Bukan) Sarang Koruptor, Gang Selingkuh, Kwitansi
Bodong, Langka Receh, 5 Sekawan, dan Lawuh Boled.
Koordinator
FPBI Umar Said mengatakan, diskusi merupakan kegiatan rutin FPBI yang mengajak
para aktivis di Purbalingga dan sekitarnya dengan tema beragam. “Dengan
menggandeng Cinema Lovers Community, kami ingin menjadikan film sebagai bahan
diskusi,” ungkapnya.
Lebih
dari 25 aktivis pergerakan dari beragam latar datang dari Purbalingga dan Banjarnegara.
Mereka sudah merasa tertarik saat tiba sudah melihat bentangan layar putih
berukuran 2x3 di pelataran rumah.
Korupsi
tampaknya akan selalu menjadi topik menarik diskusi para aktivis pergerakan. Di
Purbalingga sendiri, satu per satu kasus-kasus dugaan tindak pidana korupsi
mulai terkuak. Ini berkat kesigapan aparat Kejaksaan. Terpenting bagaimana
masyarakat terus mendorong dan mengawasi kerja aparat.
Menurut
salah satu peserta diskusi, Hasan As’ary, tidak menyangka Purbalingga mempunyai
media untuk pembelajaran politik bagi masyarakat. “Bayangkan, bila film-film
pendek seperti ini diputar keliling desa akan menjadi sarana pendidikan politik
yang efektif bagi masyarakat,” ujar anggota DPRD Banjarnegara dari fraksi PKB.
Sementara
Direktur CLC Bowo Leksono mengatakan, CLC sendiri sudah mempunyai program layar
tanjleb memutar film-film keliling desa. “Untuk film-film bertema tertentu,
seperti korupsi, justru yang tidak siap adalah aparatnya. Masyarakat selalu
membutuhkan dan menunggu informasi, terutama yang sifatnya lokal, yang tidak
mereka dapatkan dari media massa,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar