Usai pelajaran praktik
olahraga, Alfy haus dan lapar, namun ia tak mempunyi cukup uang untuk pergi ke
kantin. Lalu Alfy masuk ke kelas, kebetulan di kelas tak ada siswa satu pun. Niat
jahat pun dilakukannya dengan mengambil dompet salah satu teman di dalam tas.
Tiba-tiba pemilik dompet masuk
ke kelas. Namun, Alfy secepat kilat membereskan tas dan mampu memberi alasan
pada pemilik dompet. Ia langsung lari ke gudang sekolah, apa daya, dompet yang
dicuri pun tak ada uangnya. Hanya Rp 500 rupiah yang tertinggal di dompet.
Itulah dua adegan (scene) yang
dipraktikkan siswa SMA Negeri 1 Padamara Purbalingga dalam rangka workshop
produksi film pendek di lingkungan sekolah mereka, Sabtu-Minggu, 9-10 Februari
2013.
“Mempraktikkan adegan di
depan kamera ternyata berbeda dengan adegan di panggung. Di film, satu adegan
harus diulang-ulang dengan menempatkan kamera dari berbagai sisi. Capek tapi
mengasikkan,” tutur Luisia Rizki Wahyuningtyas yang juga bergabung dengan
Teater Detik sekolah itu.
Berbagai materi seperti
dasar-dasar film, manajemen produksi, penulisan skenario, teori dan praktik
kamera, serta teori dan praktik editing disampaikan oleh para pemateri dari
Cinema Lovers Community.
Salah satu peserta
workshop Asri Widiastuti mengatakan, dari dulu ia ingin belajar kamera video. “Biasanya
saya hanya belajar kamera foto, baru kali ini kesampaian mengoperasikan kamera
video. Saya ingin serius di kamera,” ujar siswi bertubuh tambun yang masih
duduk di bangku kelas X ini.
Beberapa tahun lalu, SMA
yang masih tergolong baru ini sempat memproduksi sebuah film pendek dan
diikutkan ke Festival Film Purbalingga, namun tidak berlanjut di tahun-tahun
berikutnya.
Dengan masuknya kepala
sekolah yang baru, yaitu Sukirto, S.Pd, M.Si yang sebelumnya menjabat kepala
SMA Negeri 1 Kutasari Purbalingga, menginginkan di SMA Negeri 1 Padamara juga
ada ekstrakulikuler sinematografi seperti halnya di banyak sekolah lain.
“Saya ingin membantu
perkembangan film pelajar di Purbalingga. Caranya dengan melahirkan Bowo
Leksono-Bowo Leksono yang lain, agar kelak perfilman di Purbalingga terus
berkembang dan makin maju,” ungkap Sukirto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar