31 Maret 2008

Kaum Muda Banjarnegara Rintis Komunitas Film

BANJARNEGARA – Sejumlah individu dan komunitas film dari Banyumas, Purbalingga dan Cilacap menyampaikan komitmen untuk menyokong kehadiran komunitas perfilman Banjarnegara.

Pernyataan disampaikan dalam diskusi usai pemutaran film bertajuk "Banjarnegara dalam Tanda Tanya", Sabtu (29/3) lalu. Acara yang digelar di 'Distro Episode' Jalan S Parman 157 itu memutar film karya SMAN 1 Purwanegara, Klampok berjudul "Masa-masa SMA". Hujan yang mengguyur sejak sore hari membuat acara hanya diikuti oleh puluhan anak muda.

Salah seorang panitia, Yogianto mengatakan jika anak muda sangat antusias. Hanya saja mereka tidak mengerti harus membuat langkah seperti apa karena belum pernah mencobanya. Bahkan sekedar tradisi menonton dan dilanjutkan dengan apresiasi film seperti umumnya terjadi di kota lain, juga belum mengerti. "Makanya kami akan membuat acara pemutaran film secara reguler. Ini bisa menjadi rintisan komunitas film di Banjarnegara, " terangnya.

Danang, juga dari Banjarnegara mengungkapkan perlunya referensi dalam menonton film. Karena pembuat film pemula umumnya membuat dengan referensi pada sinetron. "Saya setuju jika teman-teman film independen harus membuat karya yang menjauhi sinetron. Meski itu sulit, namun memang perlu proses," terangnya.

Komitmen Kerjasama
Sekretaris Dewan Kesenian Banjarnegara, Drajat Nurangkoso menyambut baik inisiatif kaum muda. Apalagi selama ini marak terdapat 'tongkrongan' anak muda yang hanya membuang waktu, tanpa kegiatan produktif. "Sebenarnya produksi pertama film independen di Banjarnegara sudah dimulai tahun 2004. Hanya saja setelah itu tidak tahu kabarnya," jelasnya.

Dia melanjutkan, akan mengkomunikasikan kebutuhan kaum muda mengenai ruang kreatif dalam bidang film kepada lembaga terkait. Terkait pengadaan ruang apresiasi dan kegiatan, Drajat juga menjanjikan untuk memfasilitasi. "Saya akan menyampaikan kebutuhan teman-teman ini ke lembaga dewan kesenian. Disana ada komite sinematografi, namun belum ada kegiatan," terangnya.

Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) menyatakan komitmen kerjasama dengan menyediakan materi film-film pembanding dari luar Banjarnegara, baik dari kabupaten lain maupun dari luar negeri. Komitmen disampaikan karena di Banyumas Besar, tinggal Banjarnegara yang belum memiliki komunitas film. "Kami juga bisa memberi bantuan workshop bagi peminat produksi film seperti sumber daya manusia, dan bantuan infrastruktur. Namun syaratnya, kegiaatan harus nonkomersial, " jelas Penangjungjawab Database JKFB, Dimas Herjun. Sigit Harsanto_Suara Merdeka_31 Maret 2008

Tidak ada komentar: