Di lantai dua, sebagian
pelajar sedang berakting, sebagian lain mengotak-atik kamera. Beberapa kali
adegan itu berulang untuk mendapatkan adegan yang terbaik untuk kemudian
'dibungkus' dan kamera bergeser mengulang adegan yang sama.
"Benar-benar harus
bersabar. Meskipun kamera sudah ditata dengan baik, bila akting pemain belum
baik, harus diulang. Membuat film membutuhkan kerjasama tim yang baik, tidak
boleh semaunya sendiri," ujar Ninda Apriliani, siswi kelas XI jurusan
Administrasi Perkantoran yang ingin menekuni tata kamera.
Belasan pelajar SMK
Muhammadiyah Bobotsari Purbalingga yang tergabung dalam Saka Production
ekstrakulikuler sinematografi itu sedang mengikuti kegiatan workshop produksi
film pendek. Workshop yang digelar selama dua hari, 7-8 November 2015 ini
diadakan di lingkungan sekolah.
Ekskul sinematografi di
SMK Muhammadiyah Bobotsari ini tergolong baru. Mereka memulai ekskul tersebut
pada smester ini. Sebelumnya, berangkat dari ekskul teater. Sepinya kegiatan, kemudian
berusaha memperluas dengan belajar sinematografi.
Kepala SMK Muhammadiyah
Bobotsari Toto Widiarto, S.Pd., mengatakan pihak sekolah terus berusaha
memfasilitasi siswa sesuai minat dan bakatnya. "Ketika ada inisiatif untuk
belajar sinematografi, sekolah pun berusaha melayani siswa dengan cara
menggandeng CLC Purbalingga," jelasnya.
Workshop yang difasilitasi
Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga ini memberikan materi antara lain,
manajemen produksi, penulisan skenario, tata kamera, dan tata gambar atau
editing yang dibagi dalam empat kelas. Para pelajar memilih salah satu dari
kelas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar