23 Agustus 2015

Pelajar Purbalingga Produksi Film Hibah KPK

Pagi hari, puluhan pelajar tampak ramai mempersiapkan sebuah kegiatan di salah satu sudut Desa Karangreja, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Mereka sedang melakukan pengambilan gambar sebuah film pendek yang dijadwalkan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 22-23 Agustus 2015.

Para pelajar yang tergabung dalam Negeri Awan Cinemart sebuah ekstrakulikuler sinematografi SMA Karangreja, Purbalingga, memproduksi film pendek berjudul "Ora Imbang" (Tidak Seimbang) setelah berhasil mendapatkan hibah "Bikin Film Bareng KPK" program Anti-Corruption Film Festival (ACFFest) 2015 sebesar Rp 10 juta.

"Meskipun baru pertama membuat film fiksi pendek, kami berusaha seoptimal mungkin. Ini kesempatan bagi kami untuk belajar, setelah ide cerita kami terpilih saat roadshow ACFFest awal Juni 2015 di Purbalingga kemarin, fokus kami mengerjakan proyek ini disela kegiatan sekolah. Terlebih pemain dalam film kami keseluruhan melibatkan bapak dan ibu guru kami," tutur Monitasari, siswi kelas XI yang bertindak selaku sutradara.

Skenario "Ora Imbang" yang ditulis Zandy Ivanda berkisah tentang dua amil zakat yang dihadapkan pada permasalahan sama, yaitu kebutuhan keluarga menjelang Lebaran. Dikin memilih jalur curang dengan jalan memperberat timbangan. Sementara Karto, meskipun berkesempatan curang, namun tak ia lakukan.

Menurut Zandy yang juga sebagai ketua ekskul sinematografi, cukup berat mengatur teman-teman sampai pada tahapan produksi. "Usia ekskul kami baru memasuki tahun kedua. Meskipun sekolah mendukung, namun pengalaman saya dan teman-teman masih sangat minim," kata siswa kelas XI yang juga selaku editor.

Untuk itu, ACFFest menyiapkan mentor lokal untuk mendampingi produksi para penerima hibah program "Bikin Film Bareng KPK" di 10 kota penerimah hibah. Di Purbalingga, Cinema Lovers Community (CLC) menjadi mentor lokal untuk kelompok Negeri Awan Cinemart.

Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono mengatakan, meskipun fasilitasi dan pendampingan merupakan tugas dari CLC namun program semacam ini tentu membutuhkan stamina yang ekstra. "Ada semacam tanggung jawab yang lebih besar, tidak hanya karena mengelola biaya lebih dari produksi biasanya yang pelajar lakukan di Purbalingga, namun juga pesan cerita yang kuat terkait isu antikorupsi," jelasnya.


Terkait paskaproduksi, sutradara dan editor bersama mentor lokal dari setiap produksi film program ini, akan diberangkatkan ke Jakarta untuk menyelesaikan film yang diproduksi sekaligus dipresentasikan.

Tidak ada komentar: