Guntur digambarkan sebagai
anak yang malas sekolah, namun ia rajin membantu orang tuanya. Terbukti, ketika
bapaknya menyuruh Guntur membelikan perangkat komputer yang rusak, ia langsung
mengiyakan. Meskipun apa yang dibutuhkan bapaknya, berbeda dengan yang
dihadirkan Guntur.
Demikian ringkasan cerita film
pendek "Intel-Intelan" yang diproduksi Brankas Film SMA 2
Purbalingga. Produksi film dibawah naungan ekstrakulikuler Teater Brankas ini selama
sehari pada 22 Maret 2014 berlokasi di seputaran Kelurahan Bancar, Kecamatan
Purbalingga, Purbalingga.
"Salah satu program tahunan
Teater Brankas itu memproduksi film pendek. Produksi ini sudah berlangsung dari
tahun 2007 dan tahun ini, kepengurusan kami mencoba melanjutkan tradisi
itu," ujar Afra Putri Shofura, sutradara yang juga sebagai ketua Teater
Brankas.
Menurut Afra, yang juga
sebagai penulis skenario, ia membuat cerita dari referensi film-film pendek
yang dibuat kakak kelasnya. "Disamping film-film pendek pelajar
Purbalingga pada umumnya, namun saya berusaha fokus mempelajari karakter
film-film dari sekolah kami," jelas siswi kelas XI ini.
Dari awal, Brankas Film
tidak banyak mengalami kesulitan soal talen atau pemain film. Hal ini
dikarenakan, basic ekskul mereka adalah seni peran. Pemain film tinggal
mengambil dari teman-teman sendiri.
Yusuf Nur Hidayat
mengatakan, meskipun baru pertama kali bermain film, ia tidak begitu merasa
gerogi. "Mungkin karena mental saya sudah dilatih lewat teater, jadi
akting di depan kamera dan ditonton kru terasa biasa," ungkap siswa kelas
X yang bertindak sebagai tokoh Guntur.
Meskipun dukungan pihak
sekolah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, film pendek yang saat ini sedang
memasuki paskaproduksi, sengaja dibuat untuk dikirim ke Festival Film
Purbalingga (FFP) 2015 dalam program kompetisi pelajar Banyumas Raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar