Sekelompok pelajar
berkumpul di bantaran jalur kereta api di daerah Kedungbanteng, Kabupaten
Banyumas. Mereka sibuk menata rumah, mengatur pemain, dan menyiapkan kamera.
Para pelajar yang
tergabung dalam Brankas Film ekstrakulikuler teater SMA Negeri 2 Purbalingga itu
sedang memproduksi sebuah film pendek fiksi. Mereka merancang produksi selama
tiga hari, 7-9 Februari 2013, di wilayah Banyumas dan Purbalingga.
Tamtami Putri Prastiyani mengatakan,
beberapa adegan dalam film yang diproduksi berlatar bantaran rel kereta api.
“Di Purbalingga tidak ada jalur kereta api, karena itu kami harus mencari jauh
ke daerah Banyumas,” kata sutradara yang duduk di bangku kelas XI ini.
Cerita film pendek bertajuk
“Dosa Siapa” itu berkisah tentang penggusuran rumah-rumah warga di tanah milik
Pemerintah. Setelah bertahun-tahun mereka menghuni tanah itu, ada penggusuran
namun tanpa adanya ganti rugi.
Sebuah keluarga yang
terdiri dari bapak, ibu, dan seorang anak gadis mengalami depresi. Bahkan si
bapak sampai nekat bunuh diri. Tinggallah ibu dan anak gadis yang mencoba
mengarungi hidup dengan berbagai cobaan.
Menurut salah seorang kru,
Rokhati, yang bertindak sebagai line produser, produksi film di sekolahnya
merupakan program kerja dari ekskul teater. “Kami tidak hanya memainkan peran
di atas panggung, namun berusaha menerapkannya di kehidupan nyata yaitu dengan di
depan kamera,” ujar siswi kelas XI.
Hujan deras yang turun
tiba-tiba tak menyurutkan semangat para pelajar itu dalam memproduksi film. Kondisi
itu menuntut mereka memanfaatkan waktu dengan lebih baik agar hari itu bisa
menyelesaikan suting sesuai jadwal.
Pembina ekskul teater SMAN
2 Purbalingga Nur Setyadi, S.Pd mengatakan, program produksi film itu tidak
sekedar melatih proses kreatif siswa. “Anak-anak dengan sendirinya juga melatih
diri dekat dan peka pada lingkungan sekitar,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar