10 Januari 2012
CLC Bersemuka Wabup Purbalingga
Keinginan Pemerintah Kabupaten Purbalingga dalam hal ini Wakil Bupati Sukento Ridho Marhaendrianto bersemuka dengan Cinema Lovers Community (CLC) terkait film sarat kritik “Bupati (Tak Pernah) Ingkar Janji” produksi CLC yang dimediatori Institut Negeri Perwira mewujud pada Selasa sore (10/1) di Pendapa Cahyana.
CLC membawa tim produksi film antara lain pelajar SMAN Rembang, SMAN Kutasari, dan SMAN 2 Purbalingga. Dialog diawali presentasi singkat para pelajar mulai dari persoalan infrastruktur di wilayah Kecamatan Rembang, pencemaran yang terjadi di banyak pabrik di Purbalingga, hingga persoalan buruh dibawah usia yang tersebar di Kecamatan Kutasari.
Wakil Bupati menanggapi apa yang disampaikan pelajar yang dicuplik stockshoot-nya dalam film dokumenter itu. Dia mengatakan Bupati sangat konsen pada pembangunan infrastruktur di Purbalingga. Persoalannya bahwa kontur tanah di wilayah Rembang labil sehingga tidak mampu bertahan lama aspal jalan yang baru diperbaiki.
Persoalan lain adalah jembatan roboh di Desa Losari yang merupakan satu-satunya akses warga setempat yang tidak segera diperbaiki. Akibatnya, warga termasuk anak-anak sekolah harus mencari jalan putar yang sangat jauh untuk sampai tujuan. Fenomena lain banyak anak sekolah akhirnya kos karena kerap datang terlambat ke sekolah.
Selian itu, gambaran nyata beberapa jembatan kecil yang kondisinya memprihatinkan dan masih banyak jalan-jalan desa yang belum diaspal. Warga di wilayah Kecamatan Rembang tampaknya masih butuh kesabaran untuk sampai harapan mewujud.
Masuk persoalan pencemaran, Wabup Kento memaparkan pihaknya sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pabrik di Purbalingga. Hasilnya, pabrik-pabrik yang disidak tidak menghasilkan limbah cair dan telah memiliki IPAL.
Bahwa data dan realita lapangan yang diperoleh para pelajar antara lain berasal dari laporan warga yang merasa dirugikan dan tidak mempunyai cukup keberanian melapor pada pihak yang berkompeten. Kenyataan bahwa pabrik-pabrik membuang limbahnya langsung ke sungai yang ada di belakang maupun di samping pabrik. Dan tidak ada jaminan apakah pabrik-pabrik itu membuang limbah aman atau limbah berbahaya.
Sementara terkait buruh plasma dibawah usia kerja, Sukento merasa prihatin dengan kondisi itu. Tampaknya dia belum mempunyai solusi dan strategi jitu untuk mengatasinya.
Wakil Bupati juga sempat menanyakan apa sebenarnya maksud dari diproduksinya film “Bupati (Tak Pernah) Ingkar Janji” oleh CLC. Bowo Leksono sebagai sutradara membeberkan bahwa film itu bagian dari program tahunan Kado buat Kota Tercinta yang sudah memasuki tahun ketiga dan diluncurkan dalam rangka ulang tahun Purbalingga.
“Tidak ada tendensi lain selain berkarya dan berkarya. Karena dengan berkarya anak muda Purbalingga mempunyai kegiatan positif. Terkait bahwa karya itu sarat kritik ya memang sudah semestinya sebuah karya seni seperti itu. Tidak melulu berbicara cinta,” tutur direktur CLC ini.
Paling tidak, dengan pertemuan ini menjalin komunikasi antara pembuat film dengan pemerintah daerah sehingga bila ada karya-karya film yang kuat kandungan kritiknya tidak langsung dianggap negatif apalagi pihak-pihak yang menganggap itu belum menonton dan memaknainya. Dan tidak akan terjadi pemutaran film yang dilarang dengan jalan dibubarkan aparat.
Wabup Sukento juga mengatakan akan menyampaikan hasil pertemuan kepada Bupati Purbalingga. Dan para pembuat film Purbalingga akan terus berkarya, menyuarakan realita sosial dan kemasyarakatan di Purbalingga dengan cerdas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar