12 Januari 2010

Dua Film Dokumenter Banyumas Raya Nominasi StoS Film Festival 2010


Mengawali kiprah di tahun 2010, dua film dokumenter karya sineas Banyumas Raya yaitu “Diujung Kehancuran” sutradara Insan Indah Pribadi dari Cilacap dan “Sang Pawang Air” sutradara Bowo Leksono dari Purbalingga terseleksi sebagai nominasi Kompetisi Film Dokumenter South to South (StoS) Film Festival 2010.

Dari 69 judul film dokumenter yang terkumpul dan masuk meja panitia dari berbagai daerah seperti Jakarta, Yogyakarta, Lombok, Medan, Jawa Tengah, Bali, dan Samarinda, terpilih 6 judul film yang masuk memenuhi kriteria seperti yang ditetapkan panitia.

“Diujung Kehancuran”, film yang diproduksi Sangkanparan ini tentang kiprah Mbah Munarjo, seorang perintis penanaman Mangrove di Desa Tritih Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap. Film yang sempat menjadi nominator di ajang Festival Film Dokumenter The Bodyshop 2007 ini, kata Insan, sempat mempengaruhi pejabat daerah terkait kebijakan hutan Mangrove.

Sementara “Sang Pawang Air” produksi Goldwater mengisahkan seorang guru agama pada sebuah sekolah dasar bernama Mujamil yang dengan tekun dan kemampuan sederhananya menyelamatkan kebutuhan air bersih warga Desa Singasari Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. “Film ini pernah menyabet Film Terbaik II di Kompetisi Film Dokumenter Forkami Departemen Kesehatan RI tahun 2008,” ujar Bowo.

Gerakan Penyadaran
StoS Film Festival yang ketiga kalinya ini merupakan gerakan penyadaran dan penggalangan solidaritas dengan menggunakan film dan media visual, termasuk festival film yang berbicara mengenai isu lingkungan hidup serta keadilan sosial.

Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi kepada pembuat film dokumenter dengan cara menyediakan ruang untuk menyuarakan kepeduliannya terhadap isu keadilan ekologi, gender, dan HAM dalam bentuk media visual.

Selain dua film dari Banyumas Raya, film lain adalah “Satu Harapan” karya Yuli Andari, “The Last One: Hutan Bakau Satu-satunya di Jakarta”, “Mata Air Mata” karya Aditya Wardhana, dan “Tanah Negara-Not For Sale” karya Gede Sugiarta.

Penayangan program kompetisi akan diselenggarakan di Goethe Institut Jakarta dan Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) Jakarta pada 22-24 Januari 2010 selain juga memutar film-film dari berbagai Negara Selatan.

Dari pemutaran film ini diharapkan publik dapat dengan mudah memahami persoalan dan perjuangan masyarakat. Keenam film dokumenter tersebut akan memperebutkan “South to South Festival Award” dan “Most Favorite Film”. @laeli

1 komentar:

Biang kerok mengatakan...

CLC sukses selalu,...
maju terus pantang mundur....